Asmara dan Pancaroba – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:44 PM PST Awan hitam semakin legam Hujan panas silih berganti Gelombang panas menyengat bumi Insan merintih tak berhenti Rintih tangis di malam hari Jerit pilu menyayat kalbu Wajah sendu menanti pagi Hujan badai berhenti Kicau burung ramai bernyanyi Tanda musim berganti Kasihku kan datang berlari Menjemput hatiku yang sepi Kini ku bersama kembali Seperti dahulu berseri Asmaraku yang telah pergi Kini bersemi lagi Related Post  
 |
Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:43 PM PST Bekas tapak tapak sepatu Yang kupakai selalu ikuti Kemana ku berjalan Debu dan keringat Yang ada diatas kulit tubuh ini Saksi bisu bahwasannya Tak mudah dan tak segampang Yang selama ini aku sangka tentang asmara Cermin di segala tempat Sahabat terdekat Tak pernah terlambat Menampung setiap ungkapan Mendekap semua keluhan Meraih suka Menangkap tawa Merebut duka Satu cerita dua manusia Terlibat dalam amuk asmara Satu cerita yang memang ada Tak mungkin mati jelas abadi Selama manusia hidup dalam alam ini Maafkan kalau ku salah duga Ternyata asmara itu Tak mudah tak gampang dan tak secengeng Yang kukira yang kusangka Related Post  
 |
Asmaragama – Iwan Fals Feat. WS Rendra, Djody dan Jockie Posted: 22 Nov 2009 06:42 PM PST Aku ingin menurunkan bulan Lenganku pendek Pertolongan apa yang bisa kuharapkan ? Aku menari menghadang angin Mencari jala atau jaring Asmaragama mengacaukan nafasku Mendam birahi gua siluman Benda jaya ingin ku singgahkan Bertapa sampai tuntas air kehidupan Dan sang rembulan wajah kencana Yang penuh rahasia Dengan tuntutan yang takkan terlaksanakan Oh bulan oh bara asmara Tak tersisakah kenanganmu sedikit juga ? Gelepar ikan di peraduan Kijang mengerang di alam mimpi Gada perkasa dalam khayal bidadari Oh rembulan Oh asmaragama Mengapa kau belah hatiku ? Oh rembulan Oh asmaragama Aku tetap tegar dibelah asmara Related Post  
 |
Awang-Awang – Iwan Fals Feat. Sawung Jabo Posted: 22 Nov 2009 06:39 PM PST Jika kata tak lagi bermakna Lebih baik diam saja Jika langkah tak lagi bermata Langkah buta terjang saja Melayang terbang melayang Melayang di awang-awang Melayang terbang melayang Di atas samudera terbentang Berlari aku berlari Menembus hari Berlari aku berlari Menembus hari Bagaimana bisa berhenti ? Sedang kita belum melangkah Bagaimana bisa kembali ? Sedang kita tak tahu sampai dimana Berlari aku berlari Menembus hari Berlari aku berlari Menembus hari Bagaimana bisa mengerti ? Sedang kita belum berpikir Bagaimana bisa dianggap diam ? Sedang kita belum bicara Melayang terbang melayang Melayang melayang Melayang melayang Bagaimana bisa mengerti ? Sedang kita belum berpikir Bagaimana bisa dianggap diam ? Sedang kita belum bicara Melayang terbang melayang Melayang di awang-awang Melayang terbang melayang Di atas samudera terbentang Related Post  
 |
Azan Subuh Masih Di Telinga – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:37 PM PST Ketika fajar menjelang Terlihat dia melangkah enggan Seirama dengan dendang subuh Yang singgah di hati keruh Sempit jalan berdesak bangunan Memandang sinis mendakwa bengis Perempuan satu dan hitamnya waktu Dihapusnya gincu dengan ujung baju Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu Hari pagi menyambut kau kembali Mengusap nadi mengelus hati Sesal di hatimu kian mengganggu Kau reguk habis semua doa doa Dari surau depan rumah yang kau sewa Tak terasa surya duduk di kepala Azan subuh masih di telinga Terdengar renyah tawa gadis sekolah Menyibak tabir cerita lama Didepan retaknya cermin yang telah usang Menari dia seperti dahulu Terdengar pelan ketuk pintu Tegur anakmu buyarkan lamunan Perempuan satu kian terbelenggu Dihapusnya gincu dengan ujung baju Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu Related Post  
 |
Badut – Iwan Fals Feat. Sawung Jabo Posted: 22 Nov 2009 06:35 PM PST Dut badut badut badut badut badut badut Jaman sekarang Mong omong omong omong omong omong omong omong Sembarang Ditelevisi Dikoran koran Didalam radio Diatas mimbar Nggut manggut manggut manggut manggut manggut manggut Seperti badut Ya iya iya iya iya iya iya Ya iya iya Ho ho ho! Ho ho ho ho ho ho ho Ho ho ho! Ho ho ho ho ho ho ho Peragawati peragawan Senyam senyum seperti badut Penyanyi dan pemusik Bintang film nampang seperti badut Ditelevisi Dikoran koran Didalam radio Diatas mimbar Ku aku aku aku aku aku aku Seperti kamu Mu kamu kamu kamu kamu kamu kamu Seperti badut Ho ho ho! Ho ho ho ho ho ho ho Ho ho ho! Ho ho ho ho ho ho ho Ho ho ho! Dut badut badut badut badut badut badut Jaman sekarang Mong omong omong omong omong omong omong omong Sembarang Ditelevisi Dikoran koran Didalam radio Diatas mimbar Para pengaku intelek Tingkah polahnya lebihi badut Kaum pencuri tikus Politikus palsu saingi badut Ho ho ho! Ho ho ho ho ho ho ho Ho ho ho! Related Post  
 |
Balada Orang Orang Pedalaman – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:33 PM PST He…..ya ya ya he ya ho…) He…..ya ya ya he ya he…)3x Balada orang-orang pedalaman He…..ya ya ya he ya ho… He…..ya ya ya he ya he… Di hutan di gunung dan di pesisir He….ya…ya…ya…he…ya….ho Manusia yang datang dari kota Tega bodohi mereka Lihatlah tatapannya yang kosong Tak mengerti apa yang terjadi He ya ya ya he ya ho Tak tajam lagi tombak, panah dan parang He ya ya ya he ya ho He ya ya ya ho ya he Takampuh lagi mata dari sang pawang Dimana lagi cari hewan buruan Yang pergi karena senapan Dimana mencari ranting pohon Kalau sang pohon tak ada lagi.. Pada siapa mereka tanyakan hewannya Ya…pada siapa tanyakan pohonnya Saudaraku di pedalaman menanti Sebuah jawaban yang tersimpan di hati Lewatmu…pembeli Pada orang-orang pedalaman Yang menari dan menyanyi Dihalau bising ribuan deru gergaji Related Post  
 |
Balada Pengangguran – Iwan Fals feat. Jockie, Sawung Jabo, and WS Rendra Posted: 22 Nov 2009 06:32 PM PST O, apa jadinya? E, ini apa? O, apa jadinya? E, aku lesu? Dibolak balik dinalar nalar Tanpa logika oh ya! Diraba raba diterka terka Tidak terduga oh ya! Misteri ijazah tidak ada gunanya Ketekunan tidak ada artinya Pembangunan oh! Pengangguran ya! Ya ha ha ha Oh ya! Penerangan oh! Kegelapan ya! Putus asa oh ya Oh ya o! Akan merampok takut penjara Menyanyi tidak bisa Bunuh diri ku takut neraka Menangis tidak bisa Kaki lima oh! Kaki lima ya! Kaki lima oh! Oh ya! Makan debu huh! Makan debu iya! Ya janji palsu Oh ya! Dibolak balik dinalar nalar Tanpa logika oh ya! Diraba raba diterka terka Tidak terduga oh ya! Menghutang lalu lagi menghutang Tahu tahu menipu Pembangunan oh! Pengangguran ya! Pengangguran oh! Oh ya! Penyuluhan oh! Kegelapan ya! Putus asa oh! Oh ya! Menghutang lalu lagi menghutang Tahu tahu menipu Pembangunan oh! Pengangguran ya! Pengangguran oh! Oh ya! Menghutang lalu lagi menghutang Tahu tahu menipu Penyuluhan oh! Kegelapan ya! Putus asa oh! Oh ya! Menghutang lalu lagi menghutang Tahu tahu menipu Pembangunan oh! Pengangguran ya! Pengangguran oh! Oh ya! Menghutang lalu lagi menghutang Tahu tahu menipu Related Post  
 |
Bangunlah Putra Putri Pertiwi – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:29 PM PST Sinar matamu tajam namun ragu Kokoh sayapmu semua tahu Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan Kuat jarimu kalau mencengkeram Bermacam suku yang berbeda Bersatu dalam cengkeramanmu Angin genit mengelus merah putihku Yang berkibar sedikit malu-malu Merah membara tertanam wibawa Putihmu suci penuh kharisma Pulau pulau yang berpencar Bersatu dalam kibarmu Terbanglah garudaku Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh….. Berkibarlah benderaku Singkirkan benalu di tiangmu Jangan ragu dan jangan malu Tunjukkan pada dunia Bahwa sebenarnya kita mampu Mentari pagi sudah membumbung tinggi Bangunlah putra putri ibu pertiwi Mari mandi dan gosok gigi Setelah itu kita berjanji Tadi pagi esok hari atau lusa nanti Garuda bukan burung perkutut Sang saka bukan sandang pembalut Dan coba kau dengarkan Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut Yang hanya berisikan harapan Yang hanya berisikan khayalan Related Post  
 |
Barang Antik – Iwan Fals Posted: 22 Nov 2009 06:28 PM PST Berjalan tersendat Diantara sedan sedan licin mengkilat Dengan warna pucat Dan badan penuh cacat sedikit berkarat Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Bagai kutu jalanan Di tengah tengah kota metropolitan Cari muatan Untuk nguber setoran sisanya buat makan Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Berjalan zig zag ngebut Nggak peduli walau mobil sudah butut Suara bising ribut Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Oh bapak tua Pemilik oplet tua Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mungkin mobilmu Jadi barang antik Yang harganya selangit Oh bapak tua Pemilik oplet tua Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mungkin opletmu Jadi barang nyentrik Yang harganya selangit Related Post  
 |
No comments:
Post a Comment