Isyu – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:05 PM PST Engkau pasti menuduhku telah bersekutu dengan setan Menyangka apa yang kumiliki aku dapat dari dusta Engkau mulai kasak-kusuk, bergunjing ke sana-sini melilitkan isyu di leherku mengipaskan suasana panas Entah apa yang harus kujelaskan Aku enggan bicara yang penting suara dalam jiwaku adalah kebenaran Biarpun hanya Tuhan yang mendengar Du du du du du du du du du du Ho ho ho ho ho ho ho ho ho Engkau pasti menduga-duga aku telan yang bukan milikku Coba buka catatan di langit di sana kusimpan kebenaran Entah apa yang harus kujelaskan Aku enggan bicara yang penting suara dalam jiwaku adalah kebenaran Biarpun hanya Tuhan yang mendengar Du du du du du du du du du du Ho ho ho ho ho ho ho ho ho Du du du du du du du du du du du Ho ho ho ho ho ho ho ho ho Du du du du du du du du du du du Ho ho ho ho ho ho ho ho ho Du du du du du du du du du du du Ho ho ho ho ho ho ho ho ho Isyu, isyu, isyu, semua hanya isyu Isyu, isyu, isyu, semua hanya isyu Related Post  
 |
Ingin Kupetik Bintang Kejora – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:04 PM PST Mengapa kau tak melihat apa yang aku fikirkan? Semuanya terbuka terbaca di mataku Mengapa kau tak peduli isyarat yang kukirimkan lewat sejuta puisi, lewat selaksa bunga? Engkau tetap diam membeku Kau tepiskan mimpi-mimpiku Kuhunus pedang cinta, kupekikkan asmara Semula kau tetap diam kemudian kau tersenyum Ingin kupetik bintang kejora untuk kusematkan di dadamu, di jantungmu Mengapa hanya namamu terpatri dalam jiwaku? Haruskah aku menyerah sebelum aku coba? Engkau tetap diam membeku Kau tepiskan mimpi-mimpiku Kuhunus pedang cinta, kupekikkan asmara Semula kau tetap diam kemudian kau tersenyum Ingin kupetik bintang kejora untuk kusematkan di dadamu, di jantungmu Related Post  
 |
Huru Hara – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:03 PM PST Sepasang mata elang mengintai dari langit, membakar-bakar dan buka keriuhan entah apa yang dimaui Huru-hara pun semakin tak terkendali, merentak di sana-sini Semestinya kita picingkan mata dan telinga dan bahu membahu mengusirnya ho ho… hm…. hu… Sepasang tangan kasar menjulur dari bumi, menghembus-hembuskan suara memuakkan, memfitnah di kanan-kiri Huru-hara pun semakin tak terkendali, merentak di sana-sini Semestinya kita picingkan mata dan telinga dan bahu membahu mengusirnya ho ho… hm… hm.. hm… du du du du du du hm hm hu… hu hu Dengarlah suara gaib dalam dan berwibawa menyirami sekujur kekacauan, meniupkan kesegaran Huru-hara pun seketika terhenti Kedamaian mulai semi Seharusnya kita dengar apa yang dikatakan barangkali dialah yang benar ho ho.. hu.. du du du du du du du hu hu… hm hm du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du du hu hu hu hu hu Related Post  
 |
Hidupku MilikMu – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:02 PM PST Ketika aku mencari cahayaMu menerobos lewat celah dedaunan Besilangan semburatMu dalam kabut Aku terpaku, aku terpana, aku larut di dalam nyanyian burung-burung Gemuruh di dadaku sirna bersama keheningan rimba raya Ketika aku mendengar suaraMu Bergema di ruang dalam jiwa, mengalir sampai ke ujung jemari Aku mengepal, aku tengadah Rindu yang aku simpan membawa aku terbang, menjemput bayang-bayang Senyap ditelan keheningan rimba raya Apapun t’lah aku coba dan tak henti bertanya Setiap sudut, setiap waktu tak surut ‘ku mencari Ke mana, di mana aku lepas dahaga? Kepada siapa aku rebah bersandar? Tak mungkin kubuang rindu yang semakin dalam bergayut Hidupku memang milikMu, hanya untukMu hm hm Ke mana, di mana aku lepas dahaga? Kepada siapa aku rebah bersandar? Tak mungkin kubuang rindu yang semakin dalam bergayut hm Hidupku memang milikMu, hanya untukMu ho ho ho ho Hidupku memang milikMu, hanya untukMu ho… hanya untukMu Related Post  
 |
Hemat Cintamu – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:01 PM PST Berhentilah sebelum terlambat Kau terjerumus semakin jauh Berdiri di pinggir kegelapan Di sini, di pancuran yang bening Coba basuh wajah dan jiwamu Endapkan hasrat dalam dada Biarkan asmara tumbuh wajar Bersemi dan kembang selaras langkah Tak perlu berebut tulang tanpa isi Sama dengan berebut kebodohan Hemat cintamu Simpanlah putik jauh di dalam Taburkan senyuman Bangkitkan hidup dan gairah Berhentilah sebelum terjebak dalam lingkaran yang memabukkan Menyingkirlah dari pusaranya Percayalah pada kebenaran Ia akan datang menuntunmu, mengangkatmu dari kegelapan mengajakmu dalam ketegaran Hemat cintamu Jangan kau tabur di jalanan Belibis pun terbang Kaki berlumpur bertebaran Hemat cintamu Jangan kau tabur di jalanan Belibis pun terbang Kaki berlumpur bertebaran Hemat cintamu Jangan kau tabur di jalanan Belibis pun terbang Kaki berlumpur bertebaran Related Post  
 |
Haruskah Aku Menyerah – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 08:00 PM PST Haruskah aku menyerah melawan kebisingan? Suara hatiku, jeritan jiwaku menggumpal dalam tanda tanya Haruskah aku mencari suara-suara burung di tengah lautan, di atas matahari? Untuk kugubah jadi nyanyian ho.. Semua bukit telah aku coba daki, semua laut kuseberangi Agar semakin besar rasa keyakinanku bahwa masih ada nafas di dalam jantungku untuk kulanjutkan keheningan du du du du du du du du du du du du du du du… du du du du du du du du du du du du du du du… Haruskah aku mencari suara-suara burung di tengah lautan, di atas matahari? Untuk kugubah jadi nyanyian ho.. Bahwa masih ada nafas di dalam jantungku untuk kulanjutkan keheningan du du du du du du du du du du du du du du du… du du du du du du du du du du du du du du du… hu… hu… hu… hu… hu… hu… hu… hu… hu… hu… Related Post  
 |
Gadis Remang Remang – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 07:59 PM PST Waktu kau bicara berhamburlah bujuk manis bagai madu Melantunkan segala pujian Bergelora dada setiap lelaki yang mendengar Waktu kau menatap kau rentang busur, kau lepas anak panah Menuju sasaran akurat Berbungalah dada setiap lelaki yang terlena Gadis, jalan yang kau tempuh rasanya keliru Malam yang bening ini engkau perlakukan rumah kegelapan Aku nasihatkan kepadamu Tak semua lelaki gampang tergoda Tak akan lama kau dapat bertahan di dalam nista Waktu telah berjalan Semua mata merobekmu hina dina Hanya tinggallah satu jalan Bertobat dan kubur semua kenangan, gadis jalang Gadis, mimpimu kusut masai seperti sampah Malam yang bening ini engkau perlakukan rumah kegelapan Aku nasihatkan kepadamu Tak akan lama nikmat dapat kau reguk Tak akan lama kau dapat bertahan di dalam nista Related Post  
 |
Frustasi – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 07:58 PM PST Semalaman aku terbaring di sini di balik dinding bambu yang tua aku sendiri Buku jariku meregang, aku ingin berdiri tapi bulu kudukku menari lembut dihembus angin Aku bernyanyi untuk menahan letih Bukan jatuh cinta padamu, gadis manis Telah kupejamkan semua mata bagi cinta kasih yang gemerlapan Biar kubenahi hasrat di hati Ke mana pun langkah ‘kan kubawa lari Tubuh dan sukmaku yang dalam sakit dibakar semangat bumi yang semakin tak bisa kumengerti Sekarang pun aku masih ragu-ragu mesti ke manakah mataku memandang jauh? Aku bernyanyi untuk menahan letih Bukan jatuh cinta padamu, gadis manis Telah kupejamkan semua mata bagi cinta kasih yang gemerlapan Biar kubenahi hasrat di hati Ke mana pun langkah ‘kan kubawa lari Tubuh dan sukmaku yang dalam sakit dibakar semangat bumi yang semakin tak bisa kumengerti Related Post  
 |
Episode Cinta Yang Hilang – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 07:56 PM PST Ke manakah akan kucari lagi butir-butir cintaku yang lama kubuang? Apakah pada gelombang lautan atau hiruk pikuk jalanan? Semua sungai ingin kususuri, semua bukit akan kudaki, semua padang belantara akan kutembus Harus kutemukan lagi sebutir cintaku yang hilang ditelan dusta kemarau panjang Kapankah akan kudengar lagi nyanyian angin dan denting gitarmu? Apakah pada pancaran rembulan atau tubuh-tubuh panas jalanan? Semua bumi ingin kujejaki, semua langit akan kudaki, semua bintang-bintang akan kutembus Harusku temukan lagi sebutir cintaku yang hilang Ditelan dusta kemarau panjang Related Post  
 |
Elegi Esok Pagi – Ebiet G. Ade Posted: 17 Nov 2009 07:55 PM PST Izinkanlah kukecup kenigmu Bukan hanya ada didalam angan Esok pagi kau buka jendela Kan kau dapati seikat kembang merah Engkau tahu aku mulai bosan Bercumbu dengan bayang-bayang Bantulah aku temukan diri Manyambut pagi membuang sepi Izinkanlah aku kenang sejenak perjalanan oh oh oh oh…. Dan biarkan kumengerti Apa yang tersimpan dimatamu oh oh……. Barangkali di tengah telaga Ada tersisa butiran cinta Dan semoga kerinduan ini Bukan jadi mimpi di atas mimpi Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu oh oh oh oh…… Dan biarkan ku bernyanyi Demi hati yang risau ini oh oh…… Related Post  
 |
No comments:
Post a Comment