Thursday, November 19, 2009

Lyrics Directory

Lyrics Directory


Menjaring Matahari – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:15 PM PST

Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku
Pekat, katamu peralat menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Merangkak menggapai dalam kelam

Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kehalauan

Roda jaman menggilas kita
Terseret tertatih-tatih
Sungguh hidup sangat diburu
Berpacu dengan waktu

Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana
Tak ada yang dapat membantu
Selain yang di sana

Dialah Tuhan
Dialah Tuhan
Oh, oh, oh Tuhan
Hmm, hmm, hmm Tuhan

Related Post


Mimpi Di Parangtritis – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:14 PM PST

Engkau terlena dalam pelukan dingin malam
Matamu terpejam, kembang masih erat kau genggam
Butir pasir beterbangan, sinar bulan berkilauan
Kau tersenyum dalam diam
Kau tertidur makin lelap
Seperti bintang wajahmu gemerlap
Kudekap erat sukmamu, kuselimuti tubuhmu

Aku terjaga, pekik ombak Laut Selatan
Matahari pagi di atas puncak bukit karang
Sebatang pohon kering, membelah matahariku
‘ku bertanya kepadamu,
“Mimpi indahkah kau semalam?”
Kiranya kini kau t’lah hilang musnah
seperti namamu yang kutulis di pasir
ditelan ombak Pantai Laut Selatan

Related Post


Nasihat Pengemis Untuk Istri – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:13 PM PST

Istriku, marilah kita tidur
Hari telah larut malam
Lagi sehari kita lewati
Meskipun nasib semakin tak pasti
Lihat anak kita tertidur menahankan lapar
Erat memeluk bantal dingin pinggiran jalan
Wajahnya kurus pucat, matanya dalam

Istriku, marilah kita berdoa
Sementara biarkan lapar terlupa
Seperti yang pernah ibu ajarkan
Tuhan bagi siapa saja
Meskipun kita pengemis pinggiran jalan
Doa kita pun pasti Ia dengarkan
Bila kita pasrah diri, tawakal

Esok hari perjalanan kita
Masih sangatlah panjang
Mari tidurlah, lupakan sejenak
Beban derita lepaskan

La la la la la la la la la
Dengarkanlah nyanyi
La la la la la la la la la
Dari seberang jalan
La la la la la la la la la
Usah kau tangisi
La la la la la la la la la
Nasib kita hari ini

Tuhan, selamatkan istri dan anakku
Hindarkanlah hati mereka dari iri dan dengki
Kepada yang berkuasa dan kenyang di tengah kelaparan
Oh, hindarkanlah mereka dari iri dan dengki
Kuatkanlah jiwa mereka
Bimbinglah di jalanMu, bimbinglah di jalanMu

Related Post


Nyanyian Bumi Seberang (Bumi Ni Pasogit) – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:12 PM PST

Menyeberangi danau biru terbentang
bersama istri dan anakku belayar
Singgah di sana, di pulau yang terpencil
di tengah hamparan telaga, menyimpan keindahan
Dan aku pun terperangah ada yang menegurku
Selintas layaknya ia marah dan membentak
Namun ternyata dari sinar matanya
terpancar ketulusan sikap bersahabat
Aku ingin hening dan pejamkan mata
untuk menyimpan apa yang kusaksikan
Suling berserak bercampur songket dagangan
Bertahan dalam kasih bumi leluhur
meskipun alam tak banyak membantu
namun kegigihan sanggup merubah
tandus tanah ini ladang kehidupan
Aku pun terkesima dan enggan pulang
Dan esok harinya kami mendaki
untuk menikmati keindahan dari bukit
dan di sana di tengah lingkaran air
mereka gigih bertahan semangat baja
Aku ingin hening dan pejamkan mata
untuk menyimpan apa yang kusaksikan
Suling berserak bercampur songket dagangan
Bertahan dalam kasih bumi leluhur
meskipun alam tak banyak membantu
namun kegigihan sanggup merubah
tandus tanah ini ladang kehidupan
Aku pun terkesima dan enggan pulang

Related Post


Nyanyian Burung Dan Pepohonan – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:11 PM PST

Pernahkah engkau dengar nyanyian burung murai
Ketika gerimis turun langit tertutup kabut?
Bersiul memilukan, berderai menikam mendung
Suara laut pun sirna, terbang entah ke mana

Dan di saat yang lain kala mentari bangkit
menyiram jagat raya kicaunya pun ceria
Bersama semilir angin mengalirlah semangat
Kecipak air kali menyegarkan jiwa

Oh, betapa jauhnya jalan terjal kutempuh
menembus kegelapan, menyibak alang-alang
Oh, murai bernyanyilah mengiringi langkahku
Wajah bumi semakin renta dan penuh luka

Pernahkah engkau dengar nyanyian pepohonan
di tengah belantara sepi menembus kelam?
Kelak tinggal catatan, di sini pernah berdiri
tegar menyengga langit, kini tinggal puing

Related Post


Nyanyian Getir Tanah Air – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:10 PM PST

Seringkali aku terjaga terusik dari tidurku
Sepertinya kudengar suara jeritan yang menyayat
Mungkin hanya mimpi yang tak punya makna
atau ini isyarat agar aku mulai bicara
Seringkali aku mencoba membenamkan kepalaku
Bersembunyi dari hiruk pikuk suara yang memilukan
Mungkin aku memang bodoh atau tak peduli
Percaya kegetiran tak selalu berbuah duka
Kusaksikan tangan kotor mulai mencengkeram
Tak ada siapa pun yang dapat mencegah
Orang-orang pandai hanya diam menonton
atau bahkan hanya saling menuding
Mulai kehilangan hasrat kemanusiaan,
mulai kehilangan akal kebersamaan,
mulai kehilangan rasa saling memiliki
Para pemimpin pun tak ada yang peduli
Mungkin aku memang bodoh atau tak peduli
Percaya kegetiran tak selalu berbuah duka
Kusaksikan tangan kotor mulai mencengkeram
Tak ada siapa pun yang dapat mencegah
Orang-orang pandai hanya diam menonton
atau bahkan hanya saling menuding
Mulai kehilangan hasrat kemanusiaan,
mulai kehilangan akal kebersamaan,
mulai kehilangan rasa saling memiliki
Para pemimpin pun tak ada yang peduli
ho ho ho

Related Post


Nyanyian Kasmaran – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:09 PM PST

Sejak engkau bertemu lelaki bermata lembut
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Kau menyendiri duduk dalam gelap
Bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa

Nampaknya engkau tengah mabuk kepayang
Kau pahat langit dengan angan-angan
Kau ukir malam dengan bayang-bayang

Jangan hanya diam kau simpan dalam duduk termenung
Malam yang kau sapa lewat tanpa jawab

Bersikaplah jujur dan tebuka
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta
Yang panas bergelora

Barangkali takdir tengah bicara
Ia diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang buatmu

Mengapa harus sembunyi dari kenyataan
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga

Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan
Keindahan yang tengah engkau genggam

Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu
Dan pandangan matanya khusus buatmu

Related Post


Nyanyian Ombak – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:08 PM PST

Kau campakkan dan kau terlantarkan
kembang yang kupersembahkan kepadamu
sepenuh hati
:Kau diamkan bahkan kau tinggalkan
:Aku yang tertegun di dalam rindu,
:di dalam sepi

:Benarkah telah kering kasih sayang di jantungmu
:layaknya musim ini berkaca pada sikapmu?
:Ranting-ranting patah gemertak
:Belalang pun terbang mencari hijau
:Sisi ladangku tak lagi subur
:Untuk tumbuhkan cinta kasihmu

:Kau dengarkan dan coba renungkan
:gelombang di laut nyanyikan rindu
:menikam kalbu

:Benarkah telah kering kasih sayang di jantungmu
:layaknya musim ini berkaca pada sikapmu?
:Ranting-ranting patah gemertak
:Belalang pun terbang mencari hijau
:Sisi ladangku tak lagi subur
:Untuk tumbuhkan cinta kasihmu
Kau dengarkan dan coba renungkan
gelombang di laut nyanyikan rindu
menikam kalbu

Related Post


Nyanyian Pendek Buat Anak Manis Berambut Panjang – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:07 PM PST

Mestinya aku gembira
banyak gadis yang memandangku
Ada yang cantik dan ada yang manis
Ada yang lincah, ada pula yang diam
Semua menjanjikan kasih sayang
Mestinya aku tertawa
bila mereka bercanda
Menghibur diri demi membunuh sepi
Bayang-bayang hitam lekat saja memburu
Kapankah terbuka selimut rindu?
Anak manis berambut panjang,
selintas kau datang
Tinggalkan merah goresan cinta
Tak gampang ‘ku lupa
Anak manis, tengok jantungku
yang menyimpan rindu
Anak manis, sambut tanganku, usirlah mimpiku
Sanggupkah kutunggu kerling mata bermakna?
Dengar denting harpa menikam pagi buta
Salahkah bila aku jatuh cinta?
Mestinya engkau bertanya
gadis mana yang menawanku
Matanya bening, polos sikap, dan jujur
Tak berlebihan menangkap kasih sayang
Inikah pertanda kabut terbuka?
Anak manis berambut panjang,
selintas kau datang
Tinggalkan merah goresan cinta
Tak gampang ‘ku lupa
Anak manis, tengok jantungku
yang menyimpan rindu
Anak manis, sambut tanganku, usirlah mimpiku
Sanggupkah kutunggu kerling mata bermakna?
Dengar denting harpa menikam pagi buta
Salahkah bila aku jatuh cinta?

Related Post


Nyanyian Siang Dan Malam – Ebiet G. Ade

Posted: 18 Nov 2009 07:06 PM PST

Terdengar dentingan kecapi sumbang
mengalir dan menyeruak
seperti percik-percik air pancuran
membasuh dan menyiram jiwa

Di tengah hiruk pikuk dan cucuran peluh
ia menyayat menikam
Sepasang sepatu robek berdebu
tergolek setia menunggu

Tudung jerami kacamata gelap
Kukunya hitam lusuh dan kasar
menggapai-gapai di dawai karatan
Senyumnya kering dan getir

Sebuah nyanyian usai dipetik
ada tepuk tangan riuh
Ia menggapai tongkat kehidupan
Renggangkan jemari tangan

Tudung jerami kacamata gelap
Kukunya hitam, lusuh, dan kasar
menggapai-gapai di dawai karatan
Senyumnya kering dan getir

Tersenyum lega untuk segalanya
Begitu jantan perkasa
Perjuangan dalam gelap dan pekat
Nyanyian siang dan malam
Nyanyian siang dan malam

Related Post


No comments:

Post a Comment